Belakangan ini, mungkin kamu familier dengan ChatGPT. ChatGPT adalah teknologi chatbot yang dikembangkan oleh OpenAI—laboratorium penelitian kecerdasan buatan. Chatbot tersebut dapat berinteraksi dan merespons secara natural layaknya manusia. Yakni sangat akurat, sesuai instruksi penggunanya.
Hal itu yang melatarbelakangi chatbot ini begitu populer di media sosial. Ternyata, ChatGPT memiliki program komputer yang dapat mengenali, meringkas, menerjemahkan, memprediksi, dan menghasilkan teks—atau disebut Large Language Model (LLM).
Sebagai LLM, pengguna dapat memanfaatkan ChatGPT untuk berbagai keperluan yang berkaitan dengan teks. Namun, teknologi ini memiliki beberapa kegunaan lainnya sebagai berikut.
Biasanya kita menggunakan mesin pencari untuk menemukan informasi yang kompleks. Layaknya Google, ChatGPT bisa dimanfaatkan untuk mencari informasi, bahkan memvariasikan instruksi atau pertanyaan sesuai yang diinginkan.
Contohnya jika Anda meminta ChatGPT menjelaskan internet pada anak umur lima tahun. Teknologi ini akan menjawab sesuai instruksi, tentang penjelasan mengenai internet yang dapat dipahami anak-anak.
Tak hanya penjelasan naratif, ChatGPT bisa menghasilkan esai sesuai petunjuk yang diberikan pengguna. Mulai dari topik, jumlah kata, dan gaya bahasa yang dapat disesuaikan. Bahkan, chatbot ini tidak terlalu terdengar seperti robot dan tingkat plagiasinya rendah. Sebagian orang pun menemukan, Anda bisa bertanya mengenai soal matematika pada ChatGPT.
Kegunaan ChatGPT selanjutnya adalah mengerjakan coding. Anda dapat menginstruksikan chatbot ini untuk mengidentifikasi, apa yang salah dengan rangkaian coding JavaScript. Nantinya, AI ini akan membantu menemukan kesalahannya.
Sayangnya, para programer tidak menyarankan untuk melakukan proses deploy menggunakan kode yang diproduksi AI. Alasannya ialah pertimbangan akurasi dan limitasi.
Berdasarkan penjelasan sebelumnya, Anda mendapati ChatGPT dapat membantu sejumlah aktivitas. Namun, apakah teknologi ini memiliki kekurangan atau kelebihan lainnya?
ChatGPT merupakan chatbot yang mampu memberi respons sangat mirip dengan hasil kerja manusia. Berbeda dengan chatbot pada umumnya yang terdengar seperti robot. Bahkan, jika pengguna menambahkan humor, ChatGPT tetap mampu merespons dengan baik.
Dikarenakan mampu merespons dengan baik, ChatGPT dapat menghemat waktu kerja Anda dalam waktu yang singkat.
Sebab, biasanya ketika menggunakan mesin pencari, kita harus berusaha sendiri menemukan sumber informasi sesuai yang dibutuhkan. Ditambah harus membaca informasi dalam bentuk teks yang panjang. Sementara ChatGPT memberikan jawaban yang langsung berkaitan dengan topik.
Melansir Search Engine Journal, tidak sedikit pengguna menemukan jawaban yang diberikan ChatGPT tidak akurat. Maka itu, sebaiknya pengguna berhati-hati karena kesalahan tersebut sulit diidentifikasi. Terutama karena chatbot ini selalu berusaha memberikan jawaban, yang kedengarannya seperti informasi akurat.
Untuk menghindari kekeliruan, Anda perlu memverifikasi kembali jawaban yang diberikan ChatGPT.
Ada berbagai keterbatasan yang dimiliki LLM. Di antaranya mencakup keterbatasan pemahaman, cakupan, dan reliability. Ini berbeda dengan manusia, yang dapat meriset informasi valid dari berbagai sumber. Sementara chatbot merespons dengan pengetahuan yang diperoleh dari masukan pengguna.
Karenanya, walaupun ChatGPT mampu menghasilkan teks untuk berbagai kebutuhan, tetap dibutuhkan pengawasan dari manusia.
Dikarenakan “memindahkan tanggung jawab” pada chatbot untuk mendapatkan jawaban instan, manusia tidak sepenuhnya memanfaatkan kemampuan untuk berpikir dan mengasah kreativitas. Apabila dilakukan terus-menerus, hal ini dapat mengurangi kemampuan tersebut. Padahal, kreativitas, berpikir kritis, dan pemecahan masalah sangat diperlukan. Terutama bagi mahasiswa.
Dari penjelasan di atas, mungkin Anda tertarik menggunakan ChatGPT. Apabila ingin mencobanya, berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan.