Sebagai salah satu faktor penting yang mempengaruhi kualitas pendidikan dan hasil belajar peserta didik, kurikulum harus disusun dan dikembangkan sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat. Di Indonesia sendiri, kurikulum telah mengalami berbagai perubahan sejak masa kemerdekaan hingga saat ini. Kurikulum terbaru yang diterapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) adalah Kurikulum Merdeka Belajar, atau singkatnya Kurikulum Merdeka, yang diluncurkan pada Februari 2022 sebagai bagian dari program Merdeka Belajar.
Di sini, kita akan akan menjawab pertanyaan-pertanyaan terkait dengan Kurikulum Merdeka, seperti pengertian dan latar belakang, karakteristik dan komponen, implementasi dalam pendidikan inklusi, serta manfaat dan tantangan kurikulum ini.
Kurikulum Merdeka Belajar adalah kurikulum yang memberikan keleluasaan kepada pendidik dan peserta didik untuk menentukan cara, tujuan, dan model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan, minat, dan bakat mereka. Kurikulum Merdeka diluncurkan oleh Kemendikbud pada Februari 2022 sebagai jawaban dari studi Programme for International Student Assessment (PISA) yang menunjukkan bahwa 70% siswa berusia 15 tahun berada di bawah kompetensi minimum dalam memahami bacaan sederhana atau menerapkan konsep matematika dasar. Sayangnya, dalam 10 hingga 15 tahun terakhir, skor PISA ini tidak mengalami peningkatan yang signifikan. Selain itu, pendidikan di Indonesia juga diperparah oleh krisis belajar akibat pandemi Covid-19.
Uniknya, kurikulum ini mengacu pada pemikiran pahlawan pendidikan Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan yang berpusat pada peserta didik dan mengembangkan potensi mereka secara holistik. Tak hanya itu, Kurikulum Merdeka juga sejalan dengan visi Indonesia Maju yang menekankan pentingnya pendidikan yang merdeka, berkarakter, dan berdaya saing.
Kurikulum Merdeka bersifat opsional, yang artinya sekolah dapat memilih untuk mengadopsi atau tetap menggunakan kurikulum sebelumnya, yaitu Kurikulum 2013.
Lalu, apa saja kah yang membedakan Kurikulum Merdeka dengan kurikulum lain atau kurikulum sebelumnya? Mari kita bahas karakteristik-karakteristik utama dari Kurikulum Merdeka yang perlu Anda ketahui.
Pengimplementasian Kurikulum Merdeka mengedepankan pada pengajaran materi esensial, yaitu materi yang penting untuk dipelajari oleh peserta didik sesuai dengan jenjang dan tahap perkembangannya. Materi esensial juga harus relevan dengan kehidupan nyata dan dapat diterapkan dalam berbagai konteks. Dengan fokus pada materi esensial, peserta didik dapat memahami konsep secara lebih utuh dan mendalam, serta mengembangkan kompetensi yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan masa depan.
Siswa akan dilibatkan dalam sebuah projek pengembangan karakter yang dinamakan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Projek ini merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan peserta didik dalam menyelesaikan masalah nyata yang berkaitan dengan nilai-nilai Pancasila, seperti gotong royong, toleransi, kreativitas, dan kewirausahaan. Dengan belajar melalui projek, peserta didik dapat mengembangkan soft skills dan karakter yang sesuai dengan profil pelajar Pancasila, seperti kemandirian, kerjasama, tanggung jawab, kejujuran, dan sebagainya.
Dengan capaian pembelajaran per fase dan jam pelajaran fleksibel, implementasi Kurikulum Merdeka dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar sesuai dengan kemampuan dan potensi mereka. Peserta didik dapat mengikuti pembelajaran yang sesuai dengan fase capaiannya, tanpa harus terikat dengan jenjang atau usia tertentu. Peserta didik juga dapat menentukan sendiri jam pelajarannya, baik dalam hal jumlah, durasi, maupun jadwalnya.
Pendidik diberikan fleksibilitas untuk menyusun kurikulum satuan pendidikan sesuai dengan konteks dan muatan lokal. Pendidik juga mendapatkan dukungan berupa perangkat ajar (buku teks, modul, bahan ajar digital) dan materi pelatihan (webinar, workshop, mentoring) untuk menerapkan kurikulum merdeka.
Implementasi Kurikulum Merdeka memerlukan kerjasama dan komitmen dari semua pihak yang terlibat dalam pendidikan, yaitu pendidik, peserta didik, orang tua/wali, masyarakat, dan pemerintah. Gotong royong adalah sikap dan perilaku yang menunjukkan kesediaan untuk saling membantu dan bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama. Dengan gotong royong, semua pihak dapat berkontribusi secara optimal dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kurikulum merdeka.
Prinsip Pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka mencakup tiga tipe kegiatan pembelajaran, yaitu:
Pembelajaran intrakurikuler adalah pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Pembelajaran intrakurikuler mencakup materi esensial yang harus dipelajari oleh peserta didik sesuai dengan jenjang dan tahap perkembangannya. Pembelajaran intrakurikuler dilakukan secara terstruktur dan terjadwal dengan menggunakan berbagai sumber belajar dan strategi pembelajaran yang efektif. Pembelajaran intrakurikuler bertujuan untuk mengembangkan kompetensi akademik, profesional, sosial, dan kewarganegaraan peserta didik.
Pembelajaran kokurikuler adalah pembelajaran yang dilakukan untuk penguatan, pendalaman, atau pengayaan kegiatan intrakurikuler. Pembelajaran kokurikuler dilakukan di luar jam pelajaran biasa (termasuk waktu libur) serta dapat dilakukan di sekolah ataupun di luar sekolah untuk menunjang pelaksanaan intrakurikuler. Dengan prinsip pembelajaran interdisipliner yang berorientasi pada pengembangan karakter dan kompetensi umum. Pembelajaran kokurikuler bertujuan untuk mengembangkan soft skills dan karakter peserta didik sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, seperti gotong royong, toleransi, kreativitas, dan kewirausahaan.
Pembelajaran ekstrakurikuler adalah pembelajaran yang dilakukan di luar jam pelajaran biasa dengan menggunakan berbagai kegiatan yang sesuai dengan minat dan bakat peserta didik. Pembelajaran ekstrakurikuler dapat berupa kegiatan seni, olahraga, pramuka, rohani, keterampilan, dan sebagainya. Pembelajaran ekstrakurikuler bertujuan untuk mengembangkan potensi, prestasi, dan kesejahteraan peserta didik di luar bidang akademik. Pembelajaran ekstrakurikuler juga dapat membantu peserta didik untuk mengembangkan soft skills dan karakter yang sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila.
Pendidikan inklusi adalah pendekatan yang membangun lingkungan belajar yang terbuka untuk semua peserta didik dengan latar belakang dan kondisi yang berbeda-beda, seperti sosial, budaya, agama, suku bangsa, karakter, kondisi fisik, kepribadian, status, dan sebagainya. Pendidikan inklusi bertujuan untuk memberikan kesempatan yang sama bagi setiap peserta didik untuk mengakses, berpartisipasi, dan mendapatkan manfaat dari pendidikan yang berkualitas.
Implementasi Kurikulum Merdeka dalam pendidikan inklusi bertujuan untuk menciptakan iklim pembelajaran yang menerima dan menghargai perbedaan, serta memberdayakan peserta didik untuk mengembangkan kemampuan mereka sesuai dengan minat dan bakat mereka. Implementasi Kurikulum Merdeka dalam pendidikan inklusi memerlukan kerjasama antara pendidik, peserta didik, orang tua/wali, masyarakat, dan pemerintah dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran yang inklusif.
Identifikasi kebutuhan belajar peserta didik adalah proses mengumpulkan informasi tentang karakteristik, potensi, minat, bakat, kesulitan, dan harapan peserta didik. Identifikasi kebutuhan belajar peserta didik dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai teknik, seperti observasi, wawancara, tes, angket, portofolio, dan sebagainya.
Capaian pembelajaran adalah hasil yang diharapkan dari proses pembelajaran yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai. Capaian pembelajaran harus disesuaikan dengan standar nasional pendidikan dan kebutuhan belajar peserta didik. Capaian pembelajaran harus bersifat spesifik, terukur, dapat dicapai, realistis, dan memiliki batas waktu.
Struktur kurikulum adalah susunan atau organisasi materi pembelajaran yang mencakup kelompok mata pelajaran atau tema pembelajaran, alokasi waktu belajar, bobot penilaian, dan silabus. Struktur kurikulum harus disusun berdasarkan prinsip kesederhanaan, kedalaman, fleksibilitas, dan relevansi. Struktur kurikulum harus menyesuaikan dengan konteks dan muatan lokal yang berkaitan dengan lingkungan sosial budaya peserta didik.
Rencana pelaksanaan pembelajaran adalah dokumen yang berisi rencana kegiatan pembelajaran yang mencakup tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, sumber belajar, alat penilaian, dan umpan balik. Rencana pelaksanaan pembelajaran harus disusun sesuai dengan karakteristik kurikulum merdeka yang mengutamakan pengembangan soft skills dan karakter melalui projek penguatan profil pelajar Pancasila
Pembelajaran adalah proses interaksi antara pendidik, peserta didik, sumber belajar, dan lingkungan yang menghasilkan capaian pembelajaran. Pembelajaran harus dilakukan dengan cara yang fleksibel sesuai dengan tahap capaian dan perkembangan peserta didik. Pembelajaran harus memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memilih topik, media, metode, dan sumber belajar yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensinya. Pembelajaran juga harus memberikan tantangan dan dukungan yang sesuai dengan kemampuan dan potensi peserta didik.
Dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya, berikut adalah beberapa kelebihan dari Kurikulum Merdeka yang membuatnya berbeda dan lebih unggul.
Demikianlah ulasan singkat tentang Kurikulum Merdeka, kurikulum terbaru dari Kemendikbud yang memberikan keleluasaan kepada pendidik dan peserta didik untuk menentukan cara, tujuan, dan model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan, minat, dan bakat mereka. Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda yang ingin mengetahui lebih lanjut tentang Kurikulum Merdeka!